Mengapa Kita Harus Makan Sayur?
Kita selalu beranggapan bahwa sayur
adalah makanan sehat. Setiap orang dianjurkan untuk selalu mengonsumsi sayur.
Bahkan jika ada anak kecil yang tidak suka makan sayur maka ibu akan gelisah
dan berusaha mencari cara supaya anaknya mau mengonsumsi sayur.
Sebenarnya mengapa
sih kita harus makan sayur? Apa aja kandungan dalam sayur sehingga sayur sering
disebut makanan sehat?
Sebenarnya
zat yang terkandung dalam sayuran itu sangat banyak, ga cuma vitamin doang,
bahkan di dalam sayur juga ada karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral,
dan lain-lain. Hanya saja jumlah kadar nya yang berbeda dengan makanan lain.
Contoh seperti gambar berikut :
Berdasarkan
gambar diatas kita dapat melihat bahwa dalam 100 gram brokoli terdapat 2,82 gram
protein, 0,37 gram lemak, 6,64 gram karbohidrat dan 2,60 mg serat sedangkan
pada 100 gram nasi terdapat 3 gram protein, 0,3 gram lemak, 39,8 gram
karbohidrat dan 0,2 gram serat. Yang coba saya tunjukkan masih hanya
makronutrien dan serat. jika kita menunjukkan mikronutrien seperti vitamin dan
mineral maka datanya akan semakin banyak. Hal ini menunjukkan bahwa sayuran
bukan hanya sumber vitamin dan mineral saja. Sekali lagi,bukan hanya sumber vitamin dan mineral saja, tapi
dengan mengonsumsi sayur kita juga mendapatkan tambahan karbohidrat, lemak dan
protein. Hanya jumlah kadarnya saja yang berbeda dengan makanan lain.
Jika
kalian melihat data diatas, tentu kita berpikiran, “wong jumlah protein, lemak
dan karbohidratnya aja sedikit. Untuk memenuhi kebutuhan proteinku berarti aku
harus makan brokoli sekarung ? weleh-weleh lebih baik aku makan dada ayam yang
proteinnya jauh lebih tinggi dibandingkan brokoli, byee” yaa ga gitu juga
maksudnya…
Yang
akan kita bahas lebih dalam di sini adalah kandungan seratnya. Kebutuhan
protein, lemak dan karbohidratmu silahkan mengambil dari makanan lain. Tapi
kebutuhan serat hanya bisa kita dapatkan dari makhluk hidup yang bernama
tumbuhan dan beberapa dari kelompok jamur. Tapi bukan berarti setiap ada
tumbuhan bisa kita makan yaa. Nanti kamu lihat pohon yang seratnya banyak,
terus kamu makan wkwkwkw jangaaan. Tidak semua serat dapat dimakan, serat yang
dapat kita makan disebut dengan serat pangan atau dietary fiber.
Sebenarnya serat pangan tidak
memiliki nilai gizi, tetapi kenapa kita harus mengkonsumsi serat? Berdasarkan
kesimpulan penelitian Burkiit dan Trowel dalam jurnal Teknol dan industry
pangan oleh Deddy menyatakan bahwa
terdapat suatu hubungan yang sangat erat antara jumlah konsumsi serat pangan
dengan munculnya berbagai jenis penyakit. Burkitt dan Trowell juga menambahkan
bahwa konsumsi serat pangan dalam jumlah banyak akan memberikan pertahanan
tubuh tehadap timbulnya berbagai macam penyakit seperti kanker usus besar
(colon), penyakit divertikular, penyakit kardiovaskular dan kegemukan
(obesitas).
Jadi kenapa bisa begitu ya?
Jika kamu males membaca, boleh
langsung di klik video berikut untuk penjelasan yang lengkap yaa hehehe
Serat pangan tidak
dapat dicerna oleh sistem pencernaan kita. Loh kenapa? terus kenapa kita makan? Bahaya dong
kalo gitu?
Sebenarnya
serat itu termasuk ke dalam bagian karbohidrat. Nah, karbohidrat itu dibagi
menjadi karbohidrat yang dapat dicerna dan tidak dapat dicerna. Yang dapat
dicerna contohnya zat pati, nah zat pati
inilah yang sering di olah jadi tepung, gula dan masih banyak yg lain. Nah,
karbo yang tidak dapat dicerna yaitu serat atau dalam bahasa ilmiahnya orang
sering bilang selulosa, hemiselulosa, lignin dan substansi pekat. Iya, banyak
yaa… cukup pening!
Nah
sekarang yang perlu kita bahas adalah apa
peran penting si serat ini dalam tubuh kita?
Mari
kita bahas satu-satu ….
Serat terbagi menjadi dua jenis
yaitu serat yang larut dalam air dan serat yang tidak larut dalam air. Serat
yang larut air dalam makanan yang dicerna akan mengikat air sehingga volumenya
meningkat. Karena volumenya meningkat maka lambung kita akan tetap terisi. Nah
hal ini lah yang membuat kita akan kenyang lebih lama jika kita menambah asupan
serat dalam makanan yang kita konsumsi. Ingat
ya, walapun volumenya membesar tetapi strukturnya lembek karna mengandung
banyak air. Kemudian, setelah dari lambung, makanan yang mengandung serat tadi
akan terus masuk ke usus besar. Perjalanan dari lambung ke usus besar juga
dipengaruhi oleh struktur dan ukurannya. Karena akan lebih mudah mendorong
makanan yang ukuran besar dan lembek dari pada ukuran kecil dan keras. Sehingga
sisa pencernaan yang mengandung banyak serat akan lebih cepat sampai di usus
besar dan usus besar kita juga lebih mudah mendorong feses yang ukurannya besar
dan lembek untuk dibuang melalui anus.
Selain itu, senyawa kimia yang
terkandung di dalam serat seperti selulosa dan hemiselulosa akan dikonsumsi
oleh bakteri Escherichia coli yang
ada di dalam usus besar kita. Hasil pencernaan senyawa ini oleh Escherichia coli akan menghasilkan asam
lemak volatit, gas hydrogen dan gas metana. Dimana hasil pencernaan senyawa ini
akan merangsang penguncupan otot usus besar sehingga merangsang pergerakan usus
besar atau gerakan peristaltic (gerakan mendorong) usus besar meningkat.
Peningkatan peristaltik usus besar inilah yang akan mendorong feses keluar.
Makanya pada zaman dahulu serat sering di sebut dengan pencahar. Jadi itulah
mengapa kalo kita sembelit orang-orang akan menyarankan untuk mengonsumsi lebih
banyak serat. Sembelit memang bukan penyakit mematikan, namun kita tetap harus
waspada, karna kalo kamu terlalu sering sembelit lama-kelamaan kamu bisa
terkena kanker usus besar.
Untuk tambahan, jika kita tidak
mengkonsumsi serat maka feses kita akan kecil dan keras. Nah, usus besar kita
akan kesulitan mendorong feses ini. Mengakibatkan feses yang kecil dan keras
ini akan lama ngetemnya diusus besar, sementara usus besar kita akan terus
berusaha mendorong si feses menyebabkan akan lebih besar lagi intensitas feses
ini bersentuhan atau secara kasarnya bisa dibilang bertubrukan dengan dinding
usus besar kita. Coba kalian bayangkan jika feses yang kecil dan keras ini
bersentuhan langsung dengan dinding usus kita. Apa yang terjadi ? Iyaa, dinding
usus kita bisa luka dan menimbulkan timbulnya benjolan. Nah penyakit ini sering
disebut dengan penyakit Divertikular.
Woow,
banyak kali rupanya manfaat serat ini, berarti harus banyak makan sayur…
Eitsss..
tunggu dulu, seperti kata pepatah sesuatu
yang berlebihan, itu tidak baik!
Jika
kita terlalu banyak mengonsumsi serat, itu juga tidak baik bagi tubuh kita. Loh..
kenapa lagi?
Perlu
kita ketahui bahwa jumlah serat ideal yang harus kita konsumsi setiap hari
adalah 30 gram. Jika kita mengonsumsi serat maka diwajibkan minum air yang
banyak agar feses kita tidak mengeras karna kekurangan air. Jika tubuh kita
kekurangan cairan maka tubuh kita akan mengambil air dari dalam feses, menyebabkan
feses kita jadi keras seperti batu. Nah, jika ini terjadi maka tidak artinya
dong kita makan serat, iya kan?
Lalu,
apakah serat hanya kita dapat kan dari sayuran saja? Tentu saja tidak
Serat
pangan dapat berasal dari sayur-sayuran,biji-bijian seperti kacang tanah,
kacang hijau, almond, gandum, dan chia seeds dan tambahan lagi yaitu
buah-buahan. Khusus untuk buah-buahan dianjurkan untuk memakan buah secara langsung,
di usahakan jangan di jus karna kebanyakan ketika kita buat jus seratnya
dibuang terutama buah jeruk, mari kita membiasakan makan jeruk tanpa di jus
karena jus jeruk tidak berserat.
Nah,
setelah mengetahui manfaat serat, apakah kamu tetap tidak mau makan serat?
Rasanya ga enak? Rasa enak bisa kita ciptakan sendiri tapi.. manfaat serat,
tidak bisa kan?
Sumber
:
Daniel
Gonzales M.D. “Constipation, is good dietary fiber?” Youtube Video. August 01,
2022 https://www.youtube.com/watch?v=IfhBIi0p7kM
Gizigo.
Manfaat Tersembunyi di Sayuran.
Diakses pada 01 Agustus 2022, dari https://gizigo.id/serat-pangan-dietary-fiber/
Leveille, G.A., 1977. The Rde of Dietary Fiber in Nutrition and
Health. Di dalam L.F. Hood, E. K. Wardrip and G.N. Bollenback (eds.).
Carbohydrates and Health. AVI Publ. Co., Inc., Westport, Connecticut.
Muchtadi,
Dedy. (2001). SAYURAN SEBAGAI
SUMBER SERAT PANGAN UNTUK MENCEGAH TIMBULNYA PENYAKIT DEGENERATIF (Vegetables
as Sources of Dietary Fiber to Prevent Degenerative Diseases). Ulasan
Ilmiah: JurnaL Teknol dan Industri
Pangan, 12(1).
Olwin Nainggolan dan Cornelis
Adimunca, 2005. Diet Sehat Dengan Serat.
Cermin Dunia Kedokteran No. 147, 2005 Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Santoso, Agus. (2011). SERAT PANGAN (DIETARY FIBER) DAN MANFAATNYA
BAGI KESEHATAN. Magistra No. 75 Th. XXIII Maret 2011 35 ISSN 0215-9511
Comments
Post a Comment